Tari
ini berasal dari Aceh Pidie. Awal mulanya dikembangkan di desa Gigieng,
Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Lalu
berkembang ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh
Syeh Ali Didoh.
Perkembangan tari Seudati
A. Perkembangan
Tari
Tidak
diketahui secara pasti kira-kira tahun berapa perkembangan tari seudati
dimulai, kata Zoelfadli Kawom, petinggi di Jaringan Komunitas Masyarakat Adat
Aceh. Katanya, Di Pidie tari seudati pada mulanya tumbuh di Gampong Gigieng,
Kecamatan Simpang Tiga, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Kemudian berkembang ke
Gampong Didoh, Kecamatan Mutiara, yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh. Namun yang
sangat terkenal adalah Syeh Lah Bangguna dari Meureudu (sekarang Kabupaten
Pidie Jaya-red)
Sejarah Tari Seudati
A. Sejarah
Tari
Kata seudati berasal
dari bahasa Arab syahadati atau syahadatain , yang berarti
kesaksian atau pengakuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa kata
seudati berasal dari kata seurasi yang berarti harmonis atau kompak.
Seudati mulai dikembangkan sejak agama Islam masuk ke Aceh. Penganjur Islam
memanfaatkan tarian ini sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran agama
Islam. Tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Tarian
ini dibawakan dengan mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar
masyarakat tahu bagaimana memecahkan suatu persoalan secara bersama.
Tari Caci dari Nusa Tenggara Timur
A.
Pengertian
Tari
Caci ini sangat khas di NTT. Caci adalah salah satu jenis permainan rakyat
atau tarian perang dari Manggarai (sebuah kabupaten di bagian barat
Pulau Flores, NTT) yang selain heroik juga merupakan permainan yang
sarat akan nilai budaya. Dikatakan heroik karena tarian tradisional ini hampir
selalu merupakan pertarungan berdarah. Di Manggarai caci merupakan
pertarungan antara dua orang pria, satu lawan satu, secara
bergantian yakni Ata One (tuan rumah) dan Ata
Pe’ang(pendatang) yang disebut
juga Meka Landang (tamu penantang). Sportifitas sangat
dijunjung tinggi dalam tarian ini, begitu kental dengan warna tarian
ketangkasan yang cenderung keras ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)